1
PENDUDUK, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
A.
PENDUDUK
Pertumbuhan
penduduk merupakan salah satu masalah Negara dan salah satu faktor penting dalam
masalah sosial ekonomi. Apabila pertambahan penduduk tidak diimbangin dengan
pertambahan fasilitas akan menimbulkan masalah-masalah. Misalnya apabila
pertumbuhan penduduk terus berkembang dan tidak diimbangi dengan lapangan
pekerjaan yang tidak berkembang maka pengangguran akan terus meningkat, jika
pengangguran terus meningkat maka kemiskinan akan melambung tinggi akan
menimbulkan kejahatan dan kriminalitas
Adapun
perkembangan jumlah penduduk dunia pada tahun 2025 akan diperkirakan adalah
sebagai berikut:
jika
dilihat dari table diatas pertumbuhan penduduk dunia makin cepat dan akan
diperkiran pada tahun 2025 jumlah penduuk dunia akan mencapai 8 milyar jiwa.
Pertambahan
dan pengurang jumlah penduduk disuatu daerah atau Negara dipengaruhi oleh
faktor-faktor demografi sebagai berikut :
1.
Kematian (mortalitas)
2.
Kelahiran (fertilitas)
3.
Migrasi / perpindahan penduduk (mobilitas)
Dalam
pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate.
Tingkat/rata adalah kejadian dari
peristiwa yang menyatukan perbandingan.
1.
Kematian (mortalitas)
Ada banyak
tingkat kematian tetapi disini hanya akan menjelaskan 2 tingkat kematian,
tingkat kematian yaitu :
a.
Tingkat kematian kasar (Crude Death Rate/CDR)
Tingkat kematian kasar adalah angka
yang menunjukan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu
untunk setiap 1000 penduduk. Angka ini disebut kasar sebab belum meperhitungkan
usia penduduk. Penduduk tua mempunya resiko kematian yang lebih tinggi
dibandingan dengan penduduk yang masih muda
Kegunaan kematian kasar adalah
indikator sederhana yang tidak memperhitungkan pengaruh pengaruh umur penduduk.
Tetapi jika tidak ada indikator kematian yang lain angka ini berguna untuk
memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun
yang bersangkutan. Apabila dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar akan menjadi
dasar perhitungan pertumbuhan penduduk alamiah
b.
Tingkat kematian khusus (age specific death rate)
Karena
kematian disebabkan beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan dll.
Contoh seorang laki-laki berumur 90 tahun lebih mempunyai kemungkinan mati
lebih besar dibandingan dengan laki-laki berumur 20 tahun. Orang yang mempunyai
penyakit parah mempunyai kemungkinan mati lebih besar dibandingkan dengan orang
yg sehat
Karena
perbedaan resiko kematian tersebut, maka di gunakan tingkat kematian menurut
umur (specific death rate). Dengan tingkat kematian ini menunjukan hasil yg
lebih teliti. Karena angka ini menyatakan banyak kematian pada kelompok umur
tertentu 1000 penduduk pada kelompok umur yang sama.
2.
Kelahiran (fertilitas)
Fertilitas sebagai istiah semografi diartikan sebagai hasil reproduksi
yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita, dengan kata lain
fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup, fekunditas,
sebaliknya merupakan potensi fisik untuk melahirkan anak. jadi merupakan lawan
arti kata sterilitas.
A.
Pengukuran fertilitas tahunan
Pengukuran
fertilitas tahunan adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu
dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada
tahun tersebut. Adapun ukuran-ukuran fertilitas tahunan adalah :
a. Tingkat
Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate )
Adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.
Adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.
b. Tingkat
Fertilitas Umum (General Fertility Rate
)
Adalah jumlah kelahiran hidup per.1000 wanita usia reproduksi (usia 14 14-49 atau 15 15-44 th th) ) pada tahun tertentu.
Adalah jumlah kelahiran hidup per.1000 wanita usia reproduksi (usia 14 14-49 atau 15 15-44 th th) ) pada tahun tertentu.
c. Tingkat
Fertilitas Menurut Umur (Age Specific
Fertility Rate )
Adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.
Adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.
d.
Tingkat Fertilitas Menurut Urutan Kelahiran (Birth Order Specific Fertility Rates Rates)
Adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi bayioleh oleh wanita pada umur dan tahun tertentu.
Adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi bayioleh oleh wanita pada umur dan tahun tertentu.
B.
Pengukuran Fertilitas Kumulatif
Adalah
pengukuran jumlah rata rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan
hingga mengakhiri batas usia suburnya. Adapun ukuran – ukuran fertilitas
kumulatif adalah :
v
Tingkat
Fertilitas Total (TFR) adalah jumlah kelahiran hidup laki laki-laki
& wanita tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya
dengan catatan :
§ tidak ada
seorang perempuan yg meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
§ tingkat
fertilitas menurut umur tdk berubah pd periode waktu tertentu.
v
Gross
Reproduction Rates (GRR) adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh
1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tdk ada seorang
perempuan yg meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
v
Net
Reproduction Rates (NRR) adalah jumlah kelahiran bayi (pr) oleh sebuah
kohor hipotesis dari 1000 (pr) dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalkan
para (pr) itu sebelum mengakhiri mengakhiri masa reproduksinya.
Faktor Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya fertilitas penduduk :
1.
Faktor Demografi, antara lain :
o Struktur umur
o Struktur perkawinan
o Umur kawin pertama
o Paritas
o Disrupsi perkawinan
o Proporsi yang kawin
2.
Faktor Non Demografi, antara lain :
o Keadaan ekonomi penduduk
o Tingkat pendidikan
o Perbaikan status perempuan
o Urbanisasi dan industrialisasi
General Fertility Rate (GFR)
GFR adalah
angka yang menunjukkan jumlah kelahiran per 1000 wanita usai produktif. wanita yang
berumur produktif antara 15-44 tahun atau antara 15-49 tahun.
Jadi untuk
menghitung angka kelahiran ini diperlukan jumlah penduduk wanita usia
produktif/subur.
GFR untuk beberapa Negara adalah sebagai berikut :
Thailand
234,8
Brunei
234,4
Swedia
61,1
Jepang
62,2
Age specific Fertility Rate (ASFR) tingkat
kelahiran khusus
ASFR
menunjukan banyaknya kelahiran menurut umur dari wanita yang berada dalam
kelompok umur 15-49 tahun. Ukuran ini lebih baik dari pad adi atas, karena
pengaruh dari pada variasi kelompok umur dapat dihilangkan. Oleh karena itu ada
perbedaan yang jelas mengenai fertilitas wanita dalam setiap kelompok interval
5 tahun
Jadi kalau
dituliskan dalam bentuk rumus adalah sebagai berikut :
Dalam
kebanyakan analisa, kelompok umur yang berinterval lima tahun digunakan sebagai
waktu untuk menghitung angka khusus menurut umur. Biasanya kelompok umur
terendah adalah 15-19 tahun, sedangkan yang tertinggi dalam kelompok umur
20-an, lalu menurun ketingkat sedang bagi wanita umur 30-an. Angka pada
kelompok setelah/diatas 39 tahun biasanya relative kecil.
3.
Migrasi /
Perpindahan Penduduk (Mobilitas)
Migrasi
dengan perpindahan penduduk (mobilitas) sedikit berbeda, migrasi adalah
perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain yang baru dalam jangka
waktu 6 bulan hingga 1 tahun. Sedangkan perpindahan penduduk (mobilitas) adalah
perpindahan teritorial secara permanen dan sementara.
Berikut
adalah beberapa jenis migrasi yaitu :
1.
Migrasi masuk (in migration)
2.
Migrasi keluar (out migration)
3.
Migrasi neto (net migration)
4.
Migrasi bruto (gross migration)
5.
Migrasi total (total migration)
6.
Migrasi internasional (international migration)
7.
Migrasi semasa hidup (life time migration)
8.
Migrasi parsial (partial migration)
9.
Arus mugrasi (partial migration)
10.
Urbanisasi (urbanization)
11.
Transmigrasi (transmigration)
Migrasi
merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang menguntungkan di
daerah tersebut. Karena lingkungan alam yang kurang mendukung mengakibatkan
sumber daya yang terbatas untuk penduduk di daerah tersebut.
Berikut
ini adalah alasan penduduk bermigrasi :
1.
Makin berkurangnya sumber daya alam
2.
Menyempitnya lahan bekerjaan ditempat asal
3.
Adanya tekanan-tekanan dan diskriminasi
politik, agama atau suku
4.
Tidak cocok lagi dengan budaya atau adat
daerah tersebut
5.
Alasan pekerjaan atau perkawinan yang
menyebabkan tidak berkembangnya karir pribadi
6.
Bencana alam
Sebelum
seorang migran akan melakukan migrasi ke tempat lain atau daerah lain sebaiknya
mengetahui faktor-faktor berikut :
1.
Persediaan sumber alam
2.
Lingkungan sosial budaya
3.
Potensi ekonomi
4.
Alat masa depan
Dengan
mengetahui faktor-faktor di atas setidaknya bisa menghindari dampak-dampak
negatif atau tidak sia-sia seseorang melakukan migrasi
1. Dampak Positif Migrasi Internasional antara lain
:
|
2. Dampak Positif Migrasi Nasional antara lain :
|
3. Dampak Negatif Migrasi Internasional antara lain
:
|
|
4. Dampak Negatif Migrasi Nasional antara lain :
|
5. Usaha-usaha untuk Menanggulangi Permasalahan Migrasi
|
Piramida
Penduduk
Piramida
penduduk adalah salah satu cara untuk mengetahui cepat atau lambat pertumbuhan
penduduk di suatu daerah. Dengan mengunakan piramida penduduk kita dapat
mengetahui perbanding jumlah penduduk anak-anak, dewasa, dan orang tua di
daerah bersangkutan.
Dengan
melihat proporsi penduduk laki-laki dan perempuan dalam tiap kelompok umur pada
piramida tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai sejarah perkembangan
penduduk masa lalu dan mengenai perkembangan penduduk masa yang akan datang.
Struktur umur penduduk saat ini merupakan hasil kelahiran, kematian dan migrasi
masa lalu. Sebaliknya, struktur umur penduduk saat ini akan menentukan
perkembangan penduduk di masa yang akan datang.
Indonesia
telah mengalami perubahan bentuk piramida yang disebabkan oleh penurunan
kelahiran dan penurunan kematian bayi beberapa dekade yang lalu. Dalam hal ini
dapat diidentifikasi 3 macam bentuk piramida penduduk secara umum, yaitu:
1. Piramida penduduk yang mempunyai dasar
lebar menunjukkan terjadinya kelahiran yang tinggi diwaktu-waktu yang lalu.
2. Piramida penduduk yang berbentuk kerucut
menunjukkan kelahiran besar di waktu yang lalu tetapi kematian bayi yang tinggi
menyebabkan proporsi penduduk yang dapat hidup terus keusia dewasa dan menjadi
tua lebih sedkit.
3. Piramida penduduk dengan badan gemuk dan
dasar yang sama atau lebih kecil dan dengan ujung atas yang membesar
menunjukkan bahwa beberapa waktu yang lalu telah terjadi jumlah kelahiran yang
cukup besar, tetapi tingkat kematian bayi menurun sehingga jumlah bayi yang
lahir dan tetap hidup mencapai usia dewasa lebih banyak dari jumlah sebelumnya.
C.
MASYARAKAT
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah
sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup
(atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.
Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan
antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang
interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat
digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu
komunitas yang teratur.
Menurut
Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah
masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama.
Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka
berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat
sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata
pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada:
masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis,
masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga
disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap
masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat
yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat
dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan
kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom,
dan masyarakat negara.
Kata society berasal
dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan
yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman,
sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit,
kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan
kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.
Ciri-ciri
masyaraka pada umumnya sebagai berikut :
a.
Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya
terdiri atas dua orang.
b.
Bergaul dalam waktu cukup lama. Sebagai akibat
hidup bersama itu, timbul system komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur
hubungan antar manusia .
c.
Sadar bahwa mereka merupakan kesatuan.
d.
Merupakan suatu system hidup bersama. System
kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait
satu dengan yang lainnya.
Fungsi masyarakat
Adapun
fungsi masyarakat bagi kehidupan manusia menurut Suhadi adalah : Untuk
melindungi anggota masyarakat atau untukmenghindari segala penderitaan,
perpecahan, perselisihandan segala bentuk kejahatan yang timbulakan oleh
individu maupun kelompok yang ada dalam masyarakat atau dariluar masyarakat itu
sendiria.
Jenis-jenis
masyarakat menurut koentaraningrat tahun 1984 sebagai berikut :
Ø
Masyarakat adat (adat society)
Ø
Masyarakat desa (village society)
Ø
Masyarakat dinamis (dynamic society)
Ø
Masyarakat kota (urban society)
Ø
Masyarakat kontemporer (contermporary society)
Ø
Masyarakat modern (modern society)
Ø
Masyarakat organik (organic society)
Ø
Masyarakat pedesaan (rural society)
Ø
Masyarakat primitif (primitive society)
Ø
Masyarakat progresif (prigresive society)
Ø
Masyarakat tanpa kelas (classless society)
Ø
Masyarakat tradisional (traditional society)
Ø
Masyarakat terbuka (open society)
Ø
Masyarakat tertutup (closed society)
a. Masyarakat adat
Masyarakat adat adalah komunitas-kominitas
yang hidup berdasarkan asal-usul leluhur secara turun temurun diatas suatu
wilayah adat, yang memiliki kedaulatan atas tanah dan kekayaan alam, kehiduapan
sosial budaya, yang diatur oleh hukum adat dan lembaga adat yang mengelola
keberlangsungan kehidupan masyarakatnya.
b. Masyarakat desa
Masyarakat desa merupakan satuan
terkecil dari pemerintahan Negara sejak jaman kerajaan hingga penjajahan dan
kemerdekaan. Desa sendiri berasal dari bahasa india yakni swadesi yang berarti
tempat tinggal asal tanah leluhur yang menunjukan pada suatu kesatuan hidup,
dengan satu kesatuan norma serta memiliki batas yang jelas.
c. Masyarakat dinamis
Masyarakat dinamis merupakan sekumpulan
individu yang sangat cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan
kebudayaan.
13
d. Masyarakat kota
Masyarakat kota merupakan sekelompok individu
yang hidup disuatu wilayah yang dimana perubahan-perubahan social Nampak nyata
karena mereka cenderung menerima atau terbuka terhadap pengaruh luar.
e. Masyarakat kontemporer
Masyarakat kontemporer merupakan
sekumpulan individu yang selalu mengikuti zaman dimana mereka telah
bersinggungan dengan teknologi yang serba canggih.
f.
Masyarakat
modern
Masyarakat modern merupakan masyarakat yang
sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke
kehidupan dalam peradaban dunia masa kini.
g. Masyarakat organik
Masyarakat organic merupakan sekumpulan
individu yang memiliki budaya,ras,dan adat yang beragam.
h. Masyarakat pedesaan
Masyarakat pedesaan merupakan
sekumpulan individu yang hidupnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
dan sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai petani.
i.
Masyarakat
primitive
Masyarakat primitif merupakan sekumpulan
individu yang belum mengenal dunia luar atau jauh dari peradaban.
j.
Masyarakat
progresif
Masyarakat Progresif adalah sekumpulan
individu yang mempunyai daya perubahan tinggi dan memandang ke arah yang lebih
baik baik itu budaya,ras ataupun adat-istiadat.
k. Masyarakat tanpa kelas
Masyarakat tanpa kelas merupakan
masyarakat komunis yang dimana menanamkan suatu paham yang mengutamakan
persamaan yang merata tanpa ada perbedaan dalam segala hal.
l.
Masyarakat
tradisioanal
Masyarakat tradisional merupakan
sekumpulan individu yang sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu
berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun.
m. Masyarakat terbuka
Masyarakat terbuka merupakan
masyarakat yang berdasar utama atas kebebasan berpolitik dan Hak Asasi Manusia
(HAM). Jadi masyarakat yang terbuka merupakan masyarakat yang bebas merdeka,
bebas dalam memberikan pikiran atau pendapatnya dan bebas untuk berpartisipasi
dalam kepentingan umum atau masyarakat dan negara.
n. Masyarakat tertutup
Masyarakat tertutup adalah sekelompok
individu yang masih kuat ikatan komunalitas dan kolektifitas, baik yang
bertumpu pada ras, suku maupun agama. Sehingga menutup untuk menerima pengaruh
budaya dari luar.
D.
KEBUDAYAAN
v
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DI
INDONESIA
1. Zaman Batu sampai Zaman Logam
Upaya
menelusuri sejarah peradaban bangsa Indonesia, muali dari zaman batu sampai
zaman logam, memerlukan waktu pembahasan yang sangat panjang. Berdasarkan
pendapat-pendapat para ahli prehistoris, ternyata bahwa zaman batu itupun
terbagi dalam :
·
Zaman batu tua (Palaeolithikum)
·
Zaman batu muda (Neolithikum)
1. Zaman batu tua (palaeolithikum)
Zaman
batu tua adalah suatu periode ketika peralatan manusia secara dominan terbut
dari batu walaupun ada pula alat-alat penunjang hidup manusia yang terbuat dari
kayu ataupun bambu. Namun alat-alat yang terbuat dari kayu atau tulang tersebut
tidak meninggalkan bekas sama sekali. Hal ini disebabkan karena bahan-bahan
tersebut tidak tahan lama. Dalam zaman ini alat-alat yang dihasilkan masih
sangat kasar (sederhana) karena hanya sekadar memenuhi kebutuhan hidup saja.
Zaman batu tua diperkirakan berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang lalu,
yaitu selama masa pleistosen (diluvium). Pada zaman paleolithikum ini,
alat-alat yang mereka hasilkan masih sangat kasar.
Paleolitikum
atau zaman batu tua disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih
dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut
mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat
sederhana. Manusia pendukung zaman ini adalah Pithecantropus Erectus, Homo Wajakensis,
Meganthropus Paleojavanicus dan Homo Soloensis. Fosil-fosil ini ditemukan di
sepanjang aliran sungai Bengawan Solo. Mereka memiliki kebudayaan Pacitan dan
Ngandong. Kebudayaan Pacitan pada tahun 1935, Von Koenigswald menemukan
alat-alat batu dan kapak genggam di daerah Pacitan. Cara kerjanya digenggam
dengan tangan. Kapak ini dikerjaan dengan cara masih sangat kasar. Para ahli
menyebut alat pada zaman Paleolithikum dengan nama chopper. Alat ini ditemukan
di Lapisan Trinil. Selain di Pacitan, alat-alat dari zaman Paleplithikum ini
temukan di daerah Progo dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan
Lahat (Sumatera Selatan).
v Ciri-ciri zaman tua (Palaeolithikum)
1. Jenis
manusia
Berdasarkan
penemuan fosil manusia purba, jenis manusia purba hidup pada zaman Paleolitikum
adalah Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus paleojavanicus,
dan Homo Soliensis. Fosil ini ditemukan di aliran sungai Bengawan Solo.
2. Kebudayaan
Berdasarkan
daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan Paleolithikum tersebut dapat
dikelompokan menjadi kebudayaan pacitan dan kebudayaan ngandong.
a.
Kebudayaan
pacitan
Pada tahun
1935, von Koenigswald menemukan alat batu dan kapak genggam di daerah Pacitan.
Kapak genggam itu berbentuk kapak tetapi tidak bertangkai. Kapak ini masih
dikerjakan dengan sangat kasar dan belum dihaluskan. Para ahli menyebutkan
bahwa kapak itu adalah kapak penetak. Selain di Pacitan alat-alat banyak
ditemukan di Progo dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan Lahat
(Sumatera Utara)
b.
Kebudayaan
ngandong
Para ahli
berhasil menemukan alat-alat dari tulang, flakes, alat penusuk dari tanduk rusa
dan ujung tombak bergigi di daerah Ngandong dan Sidoarjo. Selain itu di dekat
Sangiran ditemukan alat sangat kecil dari betuan yang amat indah. Alat ini
dinamakan Serbih Pilah, dan banyak ditemukan di Cabbenge (Sulawesi Selatan)
yang terbuat dari batu-batu indah seperti kalsedon. Kebudayaan Ngandong juga
didukung oleh penemuan lukisan pada dinding goa seperti lukisan tapak tangan berwarna
merah dan babi hutan ditemukan di Goa Leang Pattae (Sulawesi Selatan)
2.
Zaman batu
muda (neolithikum)
Zaman
batu muda dikatakan bahwa neolithikum itu adalah suatu revolusi yang sangat
besar dalam peradaban manusia. Perubahan besar ini ditandai dengan berubahnya
peradaban penghidupan food-gathering menjadi foodproducing. Pada saat orang
sudah mengenal bercocok tanam dan berternak. Pertanian yang mereka
selenggarakan mula-mula bersifat primitif dan hanya dilakukan di tanah-tanah
kering saja. Pohon-pohon dari beberapa bagian hutan di kelupak kulitnya dan
kemudian dibakar. Tanah-tanah yang baru dibuka untuk pertanian semacam itu
untuk beberapa kali berturut-turut ditanami dan sesudah itu ditinggalkan.
Orang-orang
Indonesia zaman neolithikum membentuk masyarakat-masyarakat dengan
pondok-pondok mereka berbentuk persegi siku-siku dan didirikan atas tiang-tiang
kayu, dinding-dindingnya diberi hiasan dekoratif yang indah-indah, Walaupun
alat-alat mereka masih dibuat daripada batu, tetapi alat-alat itu dibuat dengan
halus, bahkan juga sudah dipoles pada kedua belah mukanya.
·
Cara hidup
Cara
hidup zaman neolithikum membawa perubahan-perubahan besar, karena pada zaman
itu manusia mulai hidup berkelompok kemudian menetap dan tinggal bersama dalam kampung.
Berarti pembentukan suatu masyarakat yang memerlukan segala peraturan kerja
sama. Pembagian kerja memungkinkan perkembangan berbagai macam dan cara
penghidupan di dalam ikatan kerjasama itu. Dapat dikatakan pada zaman
neolithikum itu terdapat dasar-dasar pertama untuk penghidupan manusia sebagai
manusia, sebagaimana kita dapatkan sekarang.
v Kebudayaan dan Agama di Indonesia
1. Kebudayaan Hindu dan Budha
Agama Hindu dan Budha berasal dari
Jazirah India yang sekarang meliputi wilayah negara India, Pakistan, dan
Bangladesh. Kedua agama ini muncul pada dua waktu yang berbeda (Hindu: ±1500
SM, Budha: ±500 SM), namun berkembang di Indonesia pada waktu yang hampir
bersamaan. Munculnya agama Hindu dan Budha di Indonesia berawal dari hubungan
dagang antara pusat Hindu Budha di Asia seperti China dan India dengan
Nusantara. Hubungan dagang antara masyarakat Nusantara dengan para pedagang
dari wilayah Hindu Budha inilah yang menyebabkan adanya asimilasi budaya,
sehingga agama Hindu dan Budha lambat laun mulai berkembang di Nusantara.
Kepulauan Nusantara yang diapit oleh
dua benua (Asia dan Australia) serta oleh dua samudra (Hindia dan Pasifik),
mempunyai letak yang sangat strategis dalam jalur perdagangan dunia kala itu.
Hal ini membuat para pedagang asing dari negeri-negeri lain seperti Cina,
India, Persia, dan Arab sering singgah di kepulauan Nusantara. Para pedagang
asing ini tidak hanya berkepentingan untuk berdagang di Nusantara. Mereka juga
menjalin interaksi secara sosial budaya dengan masyarakat lokal, sehingga
masuklah pengaruh-pengaruh kebudayaan mereka ke Nusantara, termasuk pengaruh
kebudayaan Hindu dan Budha. Sebenarnya ada beberapa teori yang diajukan oleh
para ahli mengenai siapa sebenarnya yang membawa agama Hindu dan Budha di
Indonesia, berikut adalah beberapa teori/hipotesa mengenai masuknya agama hindu
dan budha di indonesia.
2.
Kebudayaan
islam
Islam
masuk ke Nusantara dibawa para pedagang dari Gujarat, India, di abad ke 14
Masehi. Teori masuknya Islam ke Nusantara dari Gujarat ini disebut juga sebagai
Teori Gujarat. Demikian menurut buku-buku sejarah yang sampai sekarang masih
menjadi buku pegangan bagi para pelajar kita, dari tingkat sekolah dasar hingga
lanjutan atas, bahkan di beberapa perguruan tinggi.
Namun,
tahukah Anda bahwa Teori Gujarat ini berasal dari seorang orientalis asal
Belanda yang seluruh hidupnya didedikasikan untuk menghancurkan Islam?
Orientalis ini bernama Snouck Hurgronje, yang demi mencapai tujuannya, ia
mempelajari bahasa Arab dengan sangat giat, mengaku sebagai seorang Muslim, dan
bahkan mengawini seorang Muslimah, anak seorang tokoh di zamannya.
Adanya
jalur perdagangan utama dari Nusantara—terutama Sumatera dan Jawa—dengan Cina
juga diakui oleh sejarahwan G. R. Tibbetts. Bahkan Tibbetts-lah orang yang
dengan tekun meneliti hubungan perniagaan yang terjadi antara para pedagang
dari Jazirah Arab dengan para pedagang dari wilayah Asia Tenggara pada zaman
pra Islam. Tibbetts menemukan bukti-bukti adanya kontak dagang antara negeri
Arab dengan Nusantara saat itu.
“Keadaan
ini terjadi karena kepulauan Nusantara telah menjadi tempat persinggahan
kapal-kapal pedagang Arab yang berlayar ke negeri Cina sejak abad kelima
Masehi, ” tulis Tibbets. Jadi peta perdagangan saat itu terutama di selatan
adalah Arab-Nusantara-China.
Sebuah
dokumen kuno asal Tiongkok juga menyebutkan bahwa menjelang seperempat tahun
700 M atau sekitar tahun 625 M—hanya berbeda 15 tahun setelah Rasulullah
menerima wahyu pertama atau sembilan setengah tahun setelah Rasulullah
berdakwah terang-terangan kepada bangsa Arab—di sebuah pesisir pantai Sumatera
sudah ditemukan sebuah perkampungan Arab Muslim yang masih berada dalam
kekuasaan wilayah Kerajaan Budha Sriwijaya.
Di
perkampungan-perkampungan ini, orang-orang Arab bermukim dan telah melakukan
asimilasi dengan penduduk pribumi dengan jalan menikahi perempuan-perempuan
lokal secara damai. Mereka sudah beranak–pinak di sana. Dari
perkampungan-perkampungan ini mulai didirikan tempat-tempat pengajian al-Qur’an
dan pengajaran tentang Islam sebagai cikal bakal madrasah dan pesantren,
umumnya juga merupakan tempat beribadah (masjid).
Sebuah
peta kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolomeus, salah seorang Gubernur Kerajaan
Yunani yang berpusat di Aleksandria Mesir, pada abad ke-2 Masehi, juga telah
menyebutkan bahwa di pesisir barat Sumatera terdapat sebuah bandar niaga
bernama Barousai (Barus) yang dikenal menghasilkan wewangian dari kapur barus.
Berdasakan
buku Nuchbatuddar karya Addimasqi, Barus juga dikenal sebagai daerah awal masuknya
agama Islam di Nusantara sekitar abad ke-7 Masehi. Sebuah makam kuno di
kompleks pemakaman Mahligai, Barus, di batu nisannya tertulis Syekh Rukunuddin
wafat tahun 672 Masehi. Ini memperkuat dugaan bahwa komunitas Muslim di Barus
sudah ada pada era itu.
Di
Barus dan sekitarnya, banyak pedagang Islam yang terdiri dari orang Arab, Aceh,
dan sebagainya hidup dengan berkecukupan. Mereka memiliki kedudukan baik dan
pengaruh cukup besar di dalam masyarakat maupun pemerintah (Kerajaan Budha
Sriwijaya). Bahkan kemudian ada juga yang ikut berkuasa di sejumlah bandar.
Mereka banyak yang bersahabat, juga berkeluarga dengan raja, adipati, atau
pembesar-pembesar Sriwijaya lainnya. Mereka sering pula menjadi penasehat raja,
adipati, atau penguasa setempat. Makin lama makin banyak pula penduduk setempat
yang memeluk Islam. Bahkan ada pula raja, adipati, atau penguasa setempat yang
akhirnya masuk Islam dengan jalan damai
v
Kebudayaan
barat
Unsur kebudayaan yang juga
memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa
indonesia adalah kebudayaan Barat. Awal kebudayaan Barat masuk ke negara
Indonesia ketika terjadi penjajahan, terutama bangsa Belanda. Mulai dari
penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan
pemerintahan kolonialisme Belanda, Indonesia telah dijajah selama 350 tahun.
Dipusat kekuasaan pemerintahan Belanda, dikota-kota propinsi, kabupaten muncul
bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur Barat. Dalam kurun waktu itu juga,
dikota-kota pusat pemerintahan terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku
berkembang dua lapisan sosial. Lapisan Sosial pertama, terdiri dari kaum buruh
dari berbagai lapangan pekerjaan. Lapisan kedua, adalah kaum pegawai. Dalam
lapisan sosial kedua inilah pendidikan Barat di sekolah-sekolah dan kemampuan
dan kemahiran berbahasa Belanda menjadi syarat utama untuk mencapai kenaikan
kelas sosial.
Akhirnya masih harus disebut
pengaruh kebudayaan Eropa yang masuk juga kedalam kebudayaan Indonesia, ialah
agama katolik dan agama kristen protestan. Agama-agama biasanya disiarkan
dengan sengaja oleh organisasi-organisasi penyiran agama (missie untuk agama
katolik dan zending untuk agama protestan) yang semuanya bersifat swasta.
Penyiaran dilakukan terutama di daerah-daerah dengan penduduk yang belum pernah
mengalami pengaruh agama hindu, budha, dan islam. daerah-daerah itu misalnya
Irian Jaya, Maluku Tengah dan Selatan, Sulawesi Utara dan Tengah, Nusa Tenggara
Timur, dan pedalaman kalimantan.
21
v
Kebudayaan
dan kepribadian
Kepribadian
adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya
dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan
baik dari luar maupun dalam. perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan
fungsional yang khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut bersifat
dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar
serta menambah pengalaman dan keterampilan, mereka akan semakin matang dan
mantap kepribadiannya.
Berdasarkan
Pengertian diatas maka perilaku individu dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan akan berbeda-beda. Semua perilaku tersebut bersifat khas artinya
hanya dimiliki oleh individu itu meskipun orang lain memiliki perilaku yang
sama mungkin pemaknaannya berbeda , misalnya ada yang makan karena belum
sarapan , ada yang makan karena ikut teman atauada yang makan karena mengisi
waktu saja .
Kepribadian
adalah ciri , karakteristik , gaya atau sifat-sifat yang memang khas dikaitkan
dengan diri kita sendiri . Bahwa kepribadian itu bersumber dari bentukan yang
kita terima dilingkungan jadi yang disebut kepribadian itu adalah campuran dari
yang bersifat psikologis , kejiwaan dan juga fisik.
E.
Hubungan penduduk, masyarakat, dan kebudayaan
Ada
tiga sisi faktor-faktor yang mempengaruhi dalam kehidupan kita yaitu
kepribadian, masyarakat dan kebudayaannya. Kepribadian menunjukkan perilaku
indevidu yang ditentukan oleh faktor sifat lahir dari indevi du dan mileu atau
lingkungan peribadi seseorang. Pengertian masyarakat menunjukkan pada sejumlah
orang yang tergabung menjadi satu kesatuan, menjadikan mereka senasib dan
setujuan , sedangkan kebudayaan menunjukkan pola -pola peri kelakuan yang khas
dari masyarakat tersebut.
Kehidupan
manusia pasti bersifat komunal, tanpa orang lain tidak mungkin ada pergaulan
disana, apalagi dengan kehidupan dewasa ini hampir tiap sudut daerah mempunyai
masyarakat yang majemuk, karenanya secara filosofis maka masing-masing indevidu
atau masyarakat membatasi diri menjaga keseimbangan kerukunan hidup
berdampingan dengan orang lain. Apa yang ada didalam fikiran kita belum tentu
sama dengan ide orang lain, masing-masing indevidu dan masing-masing orang memiliki privasi. Untuk menjaga ketertiban
secara nyata pada sisi kerukunan hidup maka terbentuk adat istiadat atau
kebiasaan yang berlaku dengan pola kehidupan berbudi pekerti. Dan lebih jauh
lagi untuk menjamin ketertiban didalam masyarkat yang majemuk terbentuk hukum
yang mengatur pergaulan hidup masyarakat, sesuai dengan adat dan budaya
setempat. Dan untuk menjamin tegaknya hukum maka terbentuk juga sangsi hukum
bagi pelanggarannya dan didukung oleh prasarana dan lembaga hukumnya.
Semakin
majemuk masyarakat maka tehnologi dan budaya semakin meningkat, pengembangan
hukum melalui peningkatan ilmu hukum sangat diperlukan disini. Banyaknya
kasus-kasus yang terjadi pada kelompok-kelompok masyarakat tertentu yang
memaksakan ide atau gagasannya kepada orang atau kelompok masyarakat
lainnya. Hal ini tentu beralasan karena
hal ini masuknya ranah politik kalangan masyarakat itu untuk memperoleh
kekuasaan. Kita tahu bahwa kekuasaan itu adalah posisi yang utama yaitu menjadi
pemimpin, seseorang manakala menduduki posisi ini maka kehidupan harkat dan
martabat nya didepan warganya akan lebih mulia dan hidupnya lebih senang karena
ia memiliki kekuasaan, dengan kekuasaannya dia dapat memperoleh dan berbuat apa
yang dia kehendaki. Inilah yang perlu menjadi pemikiran bagi para calon-calon
pemimpin, karena dalam suatu kehidupan ada sesuatu moral yang membatasi kita
untuk menetapkan bahwa posisi kepemimpinan itu tidak lebih daripada amanah.
Janganlah kita menyimpang dari amanah itu, tetaplah kita memimpin dengan peribadi yang sesuai seperti kita sebelum
menjadi seorang yang diberi amanah, dan jangan lupa bahwa kita hidup didalama
masyarakat dimana kita dilahirkan, sesuaikanlah dengan budaya awal dan bilamana
ada budaya yang memang baik untuk diadaptasi buat negeri kita tidak salahnya
bila kita kembangkan sesuai dengan keperibadian yang ada.
Pada
ahirnya marilah kita melakukan amal-amal
yang lebih bermanfaat untuk kemaslahatan masyarakat. Kita sekarang sedang
membenahi diri bahwa negeri kita sedang sakit korupsi merajalela, orang kaya
menindas orang miskin, hidup saling berebut bahkan tulangpun diperebutkan, ini
yang perlu kita reduksi bukan menambah permasalahan. Hidup berdampingan saling
asah saling asuh dan asih, merupakan filosofi kemasyarakatan bila hal ini kta
pegang teguh tak kan ada saling sikut dan saling curiga satu sama lain.
F. Sumber data
·
http://ariwahyudi.web.id
·
http://www.wattpad.com
·
http://www.wattpad.com
·
http://thefimsite.blogspot.com
·
http://www.datastatistik-indonesia.com
·
http://widiapriyadi.blogspot.com
·
http://file.upi.edu
·
http://inanandajournal.blogspot.com
·
http://id.scribd.com
·
http://www.gcftaskforce.org
·
http://id.shvoong.com
·
http://pebarch.blogspot.com
·
http://wawan-junaidi.blogspot.com
·
http://pendidikan4sejarah.blogspot.com
·
http://iwak-pithik.blogspot.com
·
http://forum.detik.com
·
http://zhuldyn.wordpress.com
·
http://vandredi-blog.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar