ILMU BUDAYA DASAR DALAM PANDANGAN HIDUP SERTA ORIENTASI NILAI DI INDONESIA



A. Pandangan Hidup
        Prinsip hidup atau biasa disebut juga  dengan pandangan hidup adalah merupakan sebuah draft atau konsep dari kehidupan yang akan kita jalani. pandangan hidup yang dimiliki pada umumnya dimasyarakat adalah pandangan yang sesuai dengan agama dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Suatu pandangan hidup merupakan hal yang mutlak untuk dimiliki oleh setiap manusia didunia ini. Karena dengan memiliki pandangan hidup seseorang dapat mengarahkan kehidupannya kedepan nanti. Dan dengan pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang akan membuat atau mebentuk jati diri dari seseorang tersebut.Jati diri adalah gambaran suatu sifat atau karakter dari seseorang. Jati diri dalam setiap orang biasanya berupa prinsip hidup yang membuat seseorang tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan tempat dia berada.Jangan sampai prinsip hidup yang kita miliki melanggar yang sudah di atur dalam agama dan norma-norma dalam masyarakat dan hukum. Seseorang yang memiliki prinsip hidup pasti juga memiliki arah hidup. Arah hidup adalah adalah merupakan pemahaman terhadap jati diri itu sendiri. Yang berarti tujuan dari kehidupan itu sendiri. Arah hidup itu bagaikan sebuah rel kereta api  dimana merupakan bagian dari kereta api dan selalu akan menunjukan kemana tujuan dari kereta api tersebut. Demikianpun arah hidup sebuah bagian dari kehidupan yang akan menunjukan kemana tujuan hidup seseorang apakah dia menjadi orang yang sukses di dunia atau menjadi orang yang gagal dalam menjalani kehidupan.

      Sesorang yang memiliki suatu prinsip dalam kehidupannya berbeda dengan seseorang yang tidak memiliki prinsip dalam kehidupannya. Seseorang yang memiliki prinsip dalam kehidupannya pasti dalam bertingkah laku tidak sembarang bertingkah laku. Seseorang yang memiliki prinsip dalam kehidupannya juga lebih bersemangat, disiplin, dan sabar dalam menghadapi ujian-ujian dalam kehidupan. Dengan memiliki suatu prinsip hidup sesorang akan lebih mengetahui perbedaan mana yang benar dan salah, mana yang baik dan yang buruk, dan mana yang halal dan mana yang haram. Pandangan hidup yang demikianlah yang harus seseorang memiliki.
      Dengan pandangan hidup diri sendirilah seseorang akan menjadi dirinya sendiri dan seseorang akan sukses dalam menjalani kehidupan dengan segala ujian yang akan dihadapi. Janganlah dalam menghadapi kehidupan yang nyata ini seseorang tanpa bekal dan memiliki pandangannya sendiri untuk menyongsong kehidupan kedepan. Karena seseorang yang sukses atau berhasil dalam menghadapi kehidupannya adalah seseorang yang sudah siap dalam menjalani kehidupannya, siap dengan bekal ilmu, pengalaman, dan prinsip-prinsip atau pandangan hidup diri senderi.
        Pandangan hidup adalah nilai-nilai yang di anut oleh suatu masyarakat yang di pilih secara selektif oleh para individu dan golongan dalam masyarakat. Setiap manusia memiliki keinginan baik maupun buruk. Sikap hidup adalah perasaan hati dalam menghadapi hidup,sikap tersebut bisa positif,negatif,apatis atau sikap optimis maupun pesimis tergantung kepada pribadi dan lingkungannya.
        Manusia adalah bagian dari pandangan hidup. Dalam kehidupan tidak ada seorang pun manusia yang tidak memiliki pandangan hidup. Apapun yang di katakan manusia adalah sebuah pandangan hidup karena dapat dipengaruhi oleh pola pikir tertentu pada setiap individu. Pandangan hidup bersifat elastis, tergantung kepada situasi dan kondisi dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan hidup dimana manusia tsb berada.
Sumber pandangan hidup berasal dari agama, ideologi maupun hasil perenungan seseorang yang bersifat relatif. Setiap individu memiliki pandangan hidup dan cita-citanya sendiri dan selalu bermimpi untuk mencapai apa yang dia inginkan sesuai dengan cita-citanya.Tidak sedikit manusia yang mimpinya menjadi kenyataan. Bermula dari mimpi akan menjadikan kita semangat untuk mengejar mimpi tersebut.


1. Pandangan hidup yang diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
    a. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan yang mutlak kebenarannya
    b. Pandangan hidup yang berupa idiologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat
        pada negara tersebut
    c. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya

2. Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu :
    a. Cita-cita
       Cita-cita menurut definisi adalah keinginan, atau tujuan yang selalu ada pada pikiran. Tidak ada orang
        hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebijakan, dan tanpa sikap hidup
    b. Kebijakan
        Kebijakan merupakan terjemahan dari kata policy yang berasal dari bahasa Inggris. Kata policy 
      diartikan sebagai sebuah rencana kegiatan atau pernyataan mengenai tujuan-tujuan, yang diajukan atau    diadopsi oleh suatu pemerintahan, partai politik, dan lain-lain. Kebijakan juga diartikan sebagai pernyataan-pernyataan mengenai kontrak penjaminan atau pernyataan tertulis. Pengertian ini mengandung arti bahwa yang disebut kebijakan adalah mengenai suatu rencana, pernyataan tujuan, kontrak penjaminan dan pernyataan tertulis baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, partai politik, dan lain-lain. Dengan demikian siapapun dapat terkait dalam suatu kebijakan.
    c. Usaha
        Usaha merupakan kegiatan dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan untuk mencapai usaha yang dimaksud. Tentu pengertian usaha ini berbeda jika usaha yang dimaksud adalah ruang lingkup ilmu tertentu.
    d. Keyakinan atau kepercayaan
    Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. jika keyakinan tidak ada maka keraguan akan muncul, dan kesalahan akan sering kali menghalangi.



3. Langkah-langkah agar berpandangan hidup yang baik
    a. Mengenal
       Suatu kodrat bagi manusia yang merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal
       ini mengenal apa itu pandangan hidup
    b. Mengerti
        Maksudnya mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri
    c. Menghayati
        Menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran
        pandangan hidup itu sendiri
    d. Meyakini
        Suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai tujuan hidup
    e. Pengabdian
        Suatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakinkan suatu yang telah dibenarkan dan baik oleh
        dirinya dan orang lain

4. Ada 3 hal faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap manusia
    a. Faktor bawaan yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan
    b. Faktor lingkungan dimana mereka tinggal dan hidup dalam lingkungan yang baik maupun tidah baik
   c. Faktor pengalaman yang khas yang pernah dialami sewaktu dia mulai hidup dan sehingga samapai    
        dewasa

     Pada dasarnya meskipun pandangan hidup manusia berbeda-beda namun kita di tuntut untuk dapat membawa kebaikan dalam berpandangan tentang hidup. Selalu berfikir positif adalah hal yang akan membawa kita ini hidup penuh dengan kebaikan dan akan membawa kita kepada pribadi yang tangguh, pribadi yang dapat menyesuaikan diri dimanapun kita berada, tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif yang ada di lingkungan tempat kita tinggal.

B. Orientasi Nilai Budaya
      Kluckhohn   dalam   Pelly   (1994)   mengemukakan   bahwa   nilai   budaya merupakan  sebuah  konsep  beruanglingkup  luas  yang  hidup  dalam  alam  fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.

     Secara  fungsional  sistem  nilai  ini  mendorong  individu  untuk  berperilaku seperti  apa  yang  ditentukan.  Mereka  percaya,  bahwa  hanya  dengan  berperilaku seperti itu mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang, malah merupakan tujuan hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah sistem nilai manusia tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai tersebut merupakan  wujud  ideal  dari  lingkungan  sosialnya.  Dapat  pula  dikatakan  bahwa sistem   nilai   budaya   suatu   masyarakat   merupakan   wujud   konsepsional   dari kebudayaan mereka, yang seolah – olah berada diluar dan di atas para individu warga masyarakat itu.
       Ada lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya manusia, (3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
        Berbagai   kebudayaan   mengkonsepsikan   masalah   universal   ini   dengan berbagai  variasi  yang  berbeda  –  beda.  Seperti  masalah  pertama,  yaitu  mengenai hakekat hidup manusia. Dalam banyak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya, menganggap hidup itu buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan masyarakatnya berusaha untuk memadamkan hidup itu guna mendapatkan   nirwana,   dan   mengenyampingkan   segala   tindakan   yang   dapat menambah rangkaian hidup kembali (samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10). Pandangan  seperti  ini  sangat  mempengaruhi  wawasan  dan  makna  kehidupan  itu secara keseluruhan. Sebaliknya banyak kebudayaan yang berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu konsep – konsep kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula pada sikap dan wawasan mereka.
      Masalah kedua mengenai hakekat kerja atau karya dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survive) semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan kehormatan. Namun, ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi prestasi. Mereka ini berorientasi kepada prestasi bukan kepada status.
       Masalah ketiga mengenai orientasi manusia terhadap waktu. Ada budaya yang memandang penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup masyarakatnya.
        Masalah keempat berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia terhadap alam. Ada yang percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya.
         Masalah kelima menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian seperti terlihat dalam masyarakat – masyarakat eligaterian. Sebaliknya kebudayaan yang menekankan hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan orientasi keatas (kepada senioritas, penguasa atau pemimpin). Orientasi ini banyak terdapat dalam masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan ini sangat mempengaruhi proses dinamika dan mobilitas social masyarakatnya.
       Inti permasalahan disini seperti yang dikemukakan oleh Manan dalam Pelly (1994) adalah siapa yang harus mengambil keputusan. Sebaiknya dalam system hubungan vertical keputusan dibuat oleh atasan (senior) untuk semua orang. Tetapi dalam  masyarakat  yang  mementingkan  kemandirian  individual,  maka  keputusan dibuat dan diarahkan kepada masing – masing individu.


0 komentar:

Posting Komentar

Total pengunjung

free counter
Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Ade Andriyana

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger