7
PERTENTANGAN
SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT
1.
PERTENTANGAN SOSIAL
A. PENGERTIAN PERTENTANGAN SOSIAL
Konflik/Pertentangan
berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Tidak satu masyarakat pun yang tidak
pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat
lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu
sendiri.
Konflik
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri
fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik
merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat
pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok
masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri.
Konflik
bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah
siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi.
sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
B. PENYEBAB TERJADINYA PERTENTANGAN DI MASYARAKAT
1. Perbedaan Kepentingan
Kepentingan
merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku dari individu. Individu bertingkah
laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini
bersifat esensial bagi kelangsungan kehidupan individu itu sendiri. Jika
individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka mereka akan merasa puas dan
sebaliknya bila gagal akan menimbulkan masalah bagi diri sendiri maupun bagi
lingkungannya.
Individu
yang berpegang pada prinsipnya saat bertingkah laku, maka kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh individu tersebut dalam masyarakat merupakan kepuasan
pemenuhan dari kepentingan tersebut. Oleh karena itu, individu mengandung arti
bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik
jasmani maupun rohaninya. Dengan itu, maka akan muncul perbedaan kepentingan
pada setiap individu, seperti:
·
Kepentingan individu untuk memperoleh kasih
sayang.
·
Kepentingan individu untuk memperoleh harga
diri.
·
Kepentingan individu untuk memperoleh
penghargaan yang sama.
·
Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi
dan posisi.
·
Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang
lain.
·
Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan
didalam kelomponya.
·
Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman
dan perlindungan diri.
·
Kepentingan individu untuk memperoleh
kemerdekaan diri.
Dalam
hal diatas menunjukkan ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang
akhirnya akan melahirkan suatu konflik. Hal mendasar yang dapat menimbulkan
suatu konflik adalah jarak yang terlalu besar antara harapan dengan kenyataan
pelaksanaan. Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan
terjadinya konflik tetapi ada beberapa fase, yaitu Fase Disorganisasi dan Fase.
2. Prasangka, Diskriminasi, dan
Ethnosentrisme
a. Prasangka dan diskriminasi
Prasangka
dan Diskriminasi dapat merugikan pertumbuh-kembangan dan bahkan integrasi
masyarakat. Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya.
Melalui proses belajar dan semakin dewasanya manusia, membuat sikap cenderung
membeda-bedakan dan sikap tersebut menjurus kepada prasangka. Apabila individu
mempunyai prasangka dan biasanya bersifat diskriminatif terhadap ras yang
diprasangka. Jika prasangka disertai dengan agresivitas dan rasa permusuhan,
biasanya orang yang bersangkutan mencoba mendiskiminasikan pihak-pihak lain
yang belum tentu salah, dan akhirnya dibarengi dengan sifat Justifikasi diri,
yaitu pembenaran diri terhadap semua tingkah laku diri.
b. Perbedaan Prasangka dan diskriminasi
Perbedaan
Prasangka dan Diskriminasi, prasangka adalah sifat negative terhadap sesuatu.
Dalam kondisi prasangka untuk menggapai akumulasi materi tertentu atau untuk
status sosial bagi suatu individu atau suatu. Seorang yang berprasangka rasial
biasanya bertindak diskriminasi terhadap rasa yang diprasangka.
c. Sebab-sebab timbulnya Prasangka dan
Diskriminatif
·
Latar belakang sejarah.
Misalnya : bangsa kita masih
menganggap bangsa Belanda adalah bangsa penjajah.Ini dilatarbelakangi karena
pada masa lampau Bangsa Belanda menjajah Indonesia selama kurang lebih 3,5
abad.
·
Dilatar belakangi oleh perkembangan
sosio-kultural dan situasional
Apabila prasangka bisa berkembang
lebih jauh sebagai akibat adanya jurang pemisah antara kelompok orang kaya
dengan orang miskin.
·
Bersumber dari faktor kepribadian
Bersifat prasangka merupakan gambaran
sifat seseorang. Tipe authorian personality adalah sebagian ciri kepribadian
seseorang yang penuh prasangka, dengan ciri-ciri bersifat konservatif dan
tertutup.
·
Perbedaan keyakinan, kepercayaan, dan agama.
Banyak sekali konflik yang ditimbulkan
karean agama. Seperti yang kita alami sekarang diseluruh penjuru dunia.
d. Usaha mengurangi/menghilangkan prasangka dan
diskriminasi
Dapat
dilakukan dengan perbaikan kondisi sosial dan ekonomi, pemerataan pembangunan,
dan usaha peningkatan pendapatan bagi WNI yang masih di bawah garis kemiskinan.
Perluasan kesempatan belajar. Sikap terbuka dan lapang harus selalu kita
sadari.
e. Ethnosentrisme
Yaitu
anggapan suatu bangsa/ras yang cenderung menganggap kebudayaan mereka sebagai
suatu yang prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan beranggapan bahwa
bangsa/ras lain kurang baik dimata mereka. Ethnosentrisme merupakan gejala
sosial yang universal.
3. Pertentangan-pertentangan
sosial/ketegangan dalam masyarakat.
Mengandung
pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang
dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Mengandung
tiga taraf :
·
Pada
taraf yang terdapat didalam diri seseorang.
·
Pada
taraf yang terdapat pada suatu kelompok
·
Pada
taraf yang terdapat pada suatu masyarakat.
Adapun cara pemecahan konflik tersebut adalah sebagai berikut
:
·
Elimination,
yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
·
Subjunction
atau Domination, yaitu pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa
pihak lain untuk mengalah dan menaatinya.
·
Majority
rule, yaitu suara terbanyak yang ditentukan dengan voting.
·
Minority
consent, artinya kelompok mayoritas yang menang.
·
Compromise,
artinya semua subkelompok yang terlibat dalam konflik berusaha mencari dan
mendapatkan jalan tengah.
·
Integration
artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangan, dan
ditelaah.
4. Golongan-golongan Yang Berbeda dan
Integrasi Sosial
a. Masyarakat Majemuk dan National Indonesia
terdiri dari :
Masyarakat
Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai
suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang
berwujudkan Negara Indonesia. Aspek-aspek dari kemasyarakatan :
·
Suku bangsa dan kebudayaannya.
·
Agama
·
Bahasa
·
Nasional Indonesia.
b. Integritas
variabel-variabel yang dapat
menghamabat dalam integritas adalah :
·
Klaim/tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah
yang dianggap sebagai miliknya
·
Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan
kehidupan ekonomi.
·
Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk
mempertajam perbedaan kesukuan
·
Prasangka yang merupakan sikap permusuhan
terhadap seseorang anggota golongan
2. INTEGRASI MASYARAKAT ATAU SOSIAL
A. PENGERTIAN INTEGRASI MASYARAKT ATAU
SOSIAL
Integrasi
berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan
atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di
antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga
menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Definisi
lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik
beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat,
namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi
memiliki 2 pengertian, yaitu :
·
Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan
sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
·
Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan
unsur-unsur tertentu
Sedangkan
yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau
dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Suatu
integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi
berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi
secara sosial budaya.
Menurut
pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem sosial senantiasa
terintegrasi di atas dua landasan berikut :
·
Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas
tumbuhnya konsensus(kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat
tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)
·
Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota
masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial
(cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan
sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya
loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap
berbagai kesatuan sosial.
Penganut
konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena
adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok.
Integrasi
sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan
tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata
sosial
B.
BENTUK-BENTUK INTEGRASI
· Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang
disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli.
·
Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian
unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.
C. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG
1. Faktor Internal
·
kesadaran diri sebagai makhluk sosial
·
tuntutan kebutuhan
·
jiwa dan semangat gotong royong
2. Faktor External
·
tuntutan
perkembangan zaman
·
persamaan
kebudayaan
·
terbukanya
kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
·
persaman
visi, misi, dan tujuan
·
sikap
toleransi
·
adanya
kosensus nilai
·
adanya
tantangan dari luar
D. SYARAT BERHASILNYA INTEGRASI
· Untuk meningkatkan Integrasi Sosial, Maka pada
diri masing-masing harus mengendalikan perbedaan/konflik yang ada pada suatu
kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
· Tiap warga masyarakat merasa saling dapat
mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya.
III. SUMBER DATA
·
http://id.wikipedia.org
·
http://mozarkh.blogspot.com
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus