8
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN
1.
ILMU PENGETAHUAN
A. PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN
Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah
seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman
manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi
agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan
(knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori
yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode
yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu
terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang
dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti
setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (material saja), atau
ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika lingkup pandangannya
dibatasi ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang konkret. Berkenaan
dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jarak
matahari dan bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi cocok
menjadi perawat.
B. ETIMOLOGI
Kata ilmu dalam bahasa Arab
"ilm" yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan
penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan,
dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan
sebagainya.
C. SYARAT-SYARAT ILMU PENGETAHUAN
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu
merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada
persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu[4]. Sifat ilmiah sebagai
persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada
lebih dahulu.
1)
Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang
terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar
maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada
karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari
adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut
kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek
penunjang penelitian.
2)
Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.
Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran.
Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara
umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada
metode ilmiah.
3)
Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba
mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam
hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti
secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat
menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam
rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4)
Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah
kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua
segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat.
Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang
dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan
manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu
sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
2.
TEKNOLOGI
A. PENGERTIAN TEKNOLOGI
Teknologi adalah keseluruhan sarana
untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan
kenyamanan hidup manusia.
Penggunaan teknologi oleh manusia
diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana.
Penemuan prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan
ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu
manusia dalam beperjalanan dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan
teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet,
telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia
untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global. Tetapi, tidak semua
teknologi digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjata penghancur yang
semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan sampai
senjata nuklir.
Teknologi telah memengaruhi
masyarakat dan sekelilingnya dalam banyak cara. Di banyak kelompok masyarakat,
teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi (termasuk ekonomi global masa kini)
dan telah memungkinkan bertambahnya kaum senggang. Banyak proses teknologi
menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki, yang disebut pencemar,
dan menguras sumber daya alam, merugikan dan merusak Bumi dan lingkungannya.
Berbagai macam penerapan teknologi telah memengaruhi nilai suatu masyarakat dan
teknologi baru seringkali mencuatkan pertanyaan-pertanyaan etika baru. Sebagai
contoh, meluasnya gagasan tentang efisiensi dalam konteks produktivitas
manusia, suatu istilah yang pada awalnynya hanya menyangku permesinan, contoh
lainnya adalah tantangan norma-norma tradisional.
bahwa keadaan ini membahayakan
lingkungan dan mengucilkan manusia; penyokong paham-paham seperti
transhumanisme dan tekno-progresivisme memandang proses teknologi yang
berkelanjutan sebagai hal yang menguntungkan bagi masyarakat dan kondisi
manusia. Tentu saja, paling sedikit hingga saat ini, diyakini bahwa
pengembangan teknologi hanya terbatas bagi umat manusia, tetapi kajian-kajian
ilmiah terbaru mengisyaratkan bahwa primata lainnya dan komunitas lumba-lumba
tertentu telah mengembangkan alat-alat sederhana dan belajar untuk mewariskan
pengetahuan mereka kepada keturunan mereka.
B. SEJARAH TEKNOLOGI
Perkembangan teknologi berlangsung
secara evolutif. Sejak zaman Romawi Kuno pemikiran dan hasil kebudayaan telah
nampak berorientasi menuju bidang teknologi.
Secara etimologis, akar kata
teknologi adalah "techne" yang berarti serangkaian prinsip atau
metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek, atau kecakapan
tertentu, atau pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode dan seni.
Istilah teknologi sendiri untuk pertama kali dipakai oleh Philips pada tahun
1706 dalam sebuah buku berjudul Teknologi: Diskripsi Tentang Seni-Seni,
Khususnya Mesin (Technology: A Description Of The Arts, Especially The
Mechanical).
C. DEFINISI DAN KEGUNAAN TEKNOLOGI
Penggunaan istilah 'teknologi'
(bahasa Inggris: technology) telah berubah secara signifikan lebih dari 200
tahun terakhir.
Sebelum abad ke-20, istilah ini
tidaklah lazim dalam bahasa Inggris, dan biasanya merujuk pada penggambaran atau
pengkajian seni berguna. Istilah ini seringkali dihubungkan dengan pendidikan
teknik, seperti di Institut Teknologi Massachusetts (didirikan pada tahun
1861). Istilah technology mulai menonjol pada abad ke-20 seiring dengan
bergulirnya Revolusi Industri Kedua. Pengertian technology berubah pada
permulaan abad ke-20 ketika para ilmuwan sosial Amerika, dimulai oleh Thorstein
Veblen, menerjemahkan gagasan-gagasan dari konsep Jerman, Technik, menjadi
technology. Dalam bahasa Jerman dan bahasa-bahasa Eropa lainnya, perbedaan
hadir di antara Technik dan Technologie yang saat itu justru nihil dalam bahasa
Inggris, karena kedua-dua istilah itu biasa diterjemahkan sebagai technology. Pada
dasawarsa 1930-an, technology tidak hanya merujuk pada 'pengkajian' seni-seni
industri, tetapi juga pada seni-seni industri itu sendiri.
Pada tahun 1937, seorang sosiolog
Amerika, Read Bain, menulis bahwa technology includes all tools, machines,
utensils, weapons, instruments, housing, clothing, communicating and
transporting devices and the skills by which we produce and use them
("teknologi meliputi semua alat, mesin, aparat, perkakas, senjata,
perumahan, pakaian, peranti pengangkut / pemindah dan pengomunikasi, dan
keterampilan yang memungkinkan kita menghasilkan semua itu").
Definisi yang diajukan Bain masih
lazim dipakai oleh kaum terpelajar hingga saat ini, terkhusus ilmuwan sosial.
Tetapi ada juga definisi yang sama menonjolnya, yakni definisi teknologi
sebagai sains terapan, khususnya di kalangan para ilmuwan dan insinyur,
meskipun sebagian besar ilmuwan sosial yang mempelajari teknologi menolak
definisi ini. Yang lebih baru, para kaum terpelajar telah meminjam dari para
filsuf Eropa, technique, untuk memperluas makna technology ke berbagai macam
bentuk nalar instrumental, seperti dalam karya Foucault tentang techniques de
soi, yang diterjemahkan sebagai technologies of the self atau teknologi diri.
D. KEMAJUAN TEKNOLOGI
Dalam bentuk yang paling sederhana,
kemajuan teknologi dihasilkan dari pengembangan cara-cara lama atau penemuan
metode baru dalam menyelesaikan tugas-tugas tradisional seperti bercocok tanam,
membuat baju, atau membangun rumah.
Ada tiga klasifikasi dasar dari kemajuan teknologi
yaitu :
ü
Kemajuan teknologi yang bersifat netral (bahasa
Inggris: neutral technological progress)
ü
Terjadi bila tingkat pengeluaran (output) lebih
tinggi dicapai dengan kuantitas dan kombinasi faktor-faktor pemasukan (input)
yang sama.
ü
Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja
(bahasa Inggris: labor-saving technological progress)
ü
Kemajuan teknologi yang terjadi sejak akhir abad
kesembilan belas banyak ditandai oleh meningkatnya secara cepat teknologi yang
hemat tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu mulai dari kacang-kacangan sampai
sepeda hingga jembatan.
ü
Kemajuan teknologi yang hemat modal (bahasa
Inggris: capital-saving technological progress)
ü
Fenomena yang relatif langka. Hal ini terutama
disebabkan karena hampir semua riset teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia
dilakukan di negara-negara maju, yang lebih ditujukan untuk menghemat tenaga
kerja, bukan modalnya.
Pengalaman di berbagai negara
berkembang menunjukan bahwa campur tangan langsung secara berlebihan, terutama
berupa peraturan pemerintah yang terlampau ketat, dalam pasar teknologi asing
justru menghambat arus teknologi asing ke negara-negara berkembang.
Di lain pihak suatu kebijaksanaan
'pintu yang lama sekali terbuka' terhadap arus teknologi asing, terutama dalam
bentuk penanaman modal asing (PMA), justru menghambat kemandirian yang lebih
besar dalam proses pengembangan kemampuan teknologi negara berkembang karena
ketergantungan yang terlampau besar pada pihak investor asing, karena merekalah
yang melakukan segala upaya teknologi yang sulit dan rumit.
3.
KEMISKINAN
A. PENGERTIAN KEMISKINAN
Kemiskinan
adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,
ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan
masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan
komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif,
dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai
cara. Pemahaman utamanya mencakup:
ü Gambaran
kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari,
sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini
dipsdfgeggahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
ü Gambaran
tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk
pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari
kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan
tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
ü
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan
kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda
melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
B. MENGUKUR KEMISKINAN
Kemiskinan
bisa dikelompokan dalam dua kategori, yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan
relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten,
tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat/negara. Sebuah contoh dari pengukuran
absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yang cukup
menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk
laki laki dewasa).
Bank
Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dg pendapatan dibawah USD
$1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg
batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengonsumsi
kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari
$2/hari."[1] Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam
Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001.[1] Melihat
pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis
kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga
mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.
Meskipun
kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang
kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini
menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran
kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif
masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini
keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini,
negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.
C.
PENYEBAB KEMISKINAN
Kemiskinan banyak dihubungkan
dengan:
1) penyebab
individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
2) penyebab
keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
3) penyebab
sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan
sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
4) penyebab
agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk
perang, pemerintah, dan ekonomi;
5) penyebab
struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari
struktur sosial.
Meskipun
diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari
kemalasan, namun di Amerika Serikat (negara terkaya per kapita di dunia)
misalnya memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin;
yaitu, orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih
gagal melewati atas garis kemiskinan.
D. MENGHILANGKAN KEMISKINAN
Tanggapan utama terhadap kemiskinan
adalah:
1) penyebab
individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
2) penyebab
keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
3) penyebab
sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan
sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
4) penyebab
agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk
perang, pemerintah, dan ekonomi;
5)
penyebab struktural, yang memberikan alasan
bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
4.
SUMBER DATA
·
http://id.wikipedia.org
0 komentar:
Posting Komentar